USD/IDR Diperkirakan Akhiri Tahun Di 14600 Karena Rupiah Diuntungkan Oleh Pemulihan Bertahap – Standard Chartered

Penanganan COVID-19 adalah kunci prospek pemulihan jangka pendek. Sementara itu, para ekonom di Standard Chartered mempertahankan bias taktis positif pada IDR pada stabilisasi yield UST, keseimbangan eksternal yang terkendali, dan kebijakan stabilisasi BI.

Kebijakan moneter dan fiskal akan tetap akomodatif

“Kami baru-baru ini menurunkan perkiraan pertumbuhan PDB 2021 kami menjadi 4,1% dari 4,5% di balik kebangkitan kasus COVID-19. Pemerintah memperketat pembatasan mobilitas di Jawa dan Bali karena kasus baru covid mencapai tertinggi baru, membebani sistem kesehatan; kami memperkirakan bahwa setiap periode satu bulan pembatasan dapat menurunkan pertumbuhan PDB sebesar 0,5ppt.”

“Peluncuran vaksinasi telah dipercepat menjadi 1 juta dosis per hari; pada kecepatan saat ini, kekebalan kawanan dapat dicapai pada tahun 2022 (dibandingkan dengan target pemerintah pada akhir tahun 2021). Pasokan vaksin akan menjadi penentu utama.”

“Kami memperkirakan kenaikan suku bunga kebijakan 25bps pada kuartal keempat 2022 dan kuartal pertama 2023; memperkirakan kenaikan rasio cadangan wajib/reserve requirement ratio (RRR) 150bps di semester kedua 2022. Inflasi rendah dan kesenjangan output negatif seharusnya memungkinkan BI untuk menormalkan kebijakan secara bertahap dan menyinkronkannya dengan kebijakan Fed.

“Pemerintah mempertahankan defisit anggarannya di 5,7% dari PDB untuk tahun 2021, meskipun belanja kesehatan dan sosial lebih tinggi. Konsolidasi fiskal kemungkinan akan berlanjut karena pemerintah menargetkan defisit di bawah 3% dari PDB pada 2023.”

“Pandangan taktis bullish pada IDR; kami mempertahankan perkiraan USD-IDR akhir tahun kami di 14.600. Kami memperkirakan defisit neraca transaksi berjalan 2021 akan tetap rendah di 0,9% dari PDB karena permintaan global yang lebih baik, peningkatan struktural dalam ekspor nilai tambah, dan harga komoditas yang lebih tinggi.”